Beberapa waktu lalu gue sempet merasa sangat galau dengan kehidupan yang gue jalani saat ini. Seperti gue kehilangan sesuatu yang sangat fundamental dalam sisi kehidupan gue. Ketika gue meilihat sekitar gue yang sangat menuhankan apa itu namanya uang dan kekuasaan. Sampai pada akhirnya gue berada di satu titik dimana gue merasa tidak seorang pun disekeliling gue yang dapat gue percaya. Sebab di depan mata gue jelas terlihat semua bermuka dua. Sungguh mengerikan.
Gue adalah orang yang bisa dibilang sangat menjunjung tinggi apa itu kerja keras, kejujuran, dan ketulusan. Tapi apa jadinya saat lingkungan di sekitar gue menjadi sebuah drama yang tak berkesudahan dan pada akhirnya gue sudah sangat lelah dan muak dengan semua ini.
And finally I think I'm in the wrong place.
Sampai suatu ketika kemarin gue bertemu kembali dengan teman baik gue sewaktu dulu SMA di Santa Ursula-Her name is Maya. Gue sudah tidak pernah berjumpa dengan dia semenjak lulus SMA sebab dia melanjutkan studinya di Amerika which is very very far away from here. Lama gak pernah berjumpa sampai akhirnya gue kira dia sudah bahagia dan sukses di sana dan mungkin dia sudah naturalisasi jd warga negara sana. Tapi ternyata gue salah...
Dengan semua kesuksesan dan masa depan yang cerah yang siap menantinya dia justru telah memilih untuk kembali ke Indonesia dan mengambil keputusan untuk mengabdi menjadi 'pelayan Tuhan'.
Jujur gue kaget bgt waktu tau alasannya kembali ke Indo. Tapi disitu gue banyak belajar darinya. Dia bilang sama gue gini "Orang ngeliatnya gue enak bgt ya kuliah di US, kerja di US tapi itu gak semudah itu setelah segala masa-masa sulit yang gue alami sewaktu di US menjadikan gue sadar bahwa tidak ada tempat kembali selain kepada Tuhan. Disaat tidak ada lg satu pun manusia maupun tempat yang dapat menjadi tempat lo untuk bergantung dan berharap tapi selalu ada the invisible hand to help you and this is the God's way."
Gue salut sama dia disaat gue merasa bahwa semua orang hanya mementingkan uang dan kekuasaan tapi masih ada orang yg rela melepaskan semua hal keduiawian itu demi mendekat kepada Tuhan. She said to me that "Lo tenang aja Yu hewan dan tumbuhan sekalipun yg tak berakal Tuhan jamin rejekinya apalg kita manusia yang berakal."
Entah apa namanya yang sedang gue alami saat ini tapi gue sedang mencari apa arti kehiupan ini sesungguhnya. Selama ini gue selalu diajarkan oleh kedua org tua gue untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan hak gue, untuk tetap menjunjung tinggi kerja keras dan ikhlas atas apa yg gue lakukan. Tapi saat semua yg sudah gue lakukan cukup bertentangan dengan kenyataan yang ada lantas gue harus bagaimana...
Gue sempat membaca sebuah buku bahwa kita manusia hanya disuruh untuk menjemput rejeki bukan untuk mencari rejeki. Sebab jika mencari rejeki artinya belum tentu ada, sedangkan jika menjemput rejeki artinya rejeki kita itu sudah ada hanya tinggal bagaimana the way to meet and have that.
Mungkin Allah sedang mengajarkan gue cara untuk lebih bersabar dan ikhlas :) Tapi setidaknya saat ini gue sangat ingin menjadi manusia yang lebih berguna dan bermanfaat untuk sekitar gue, which is apa yang gue lakukan setiap harinya bisa ada value-nya. Selebihnya gue pasrahkan kepada Allah SWT.
Sabar itu gak ada batasannya, ikhlas itu memberi tanpa mengingat, dan sesungguhnya sabar dan ikhlas itu sulit kecuali bagi orang-orang yang bertaqwa. Be patient and Keep shining :')
Gue adalah orang yang bisa dibilang sangat menjunjung tinggi apa itu kerja keras, kejujuran, dan ketulusan. Tapi apa jadinya saat lingkungan di sekitar gue menjadi sebuah drama yang tak berkesudahan dan pada akhirnya gue sudah sangat lelah dan muak dengan semua ini.
And finally I think I'm in the wrong place.
Sampai suatu ketika kemarin gue bertemu kembali dengan teman baik gue sewaktu dulu SMA di Santa Ursula-Her name is Maya. Gue sudah tidak pernah berjumpa dengan dia semenjak lulus SMA sebab dia melanjutkan studinya di Amerika which is very very far away from here. Lama gak pernah berjumpa sampai akhirnya gue kira dia sudah bahagia dan sukses di sana dan mungkin dia sudah naturalisasi jd warga negara sana. Tapi ternyata gue salah...
Dengan semua kesuksesan dan masa depan yang cerah yang siap menantinya dia justru telah memilih untuk kembali ke Indonesia dan mengambil keputusan untuk mengabdi menjadi 'pelayan Tuhan'.
Jujur gue kaget bgt waktu tau alasannya kembali ke Indo. Tapi disitu gue banyak belajar darinya. Dia bilang sama gue gini "Orang ngeliatnya gue enak bgt ya kuliah di US, kerja di US tapi itu gak semudah itu setelah segala masa-masa sulit yang gue alami sewaktu di US menjadikan gue sadar bahwa tidak ada tempat kembali selain kepada Tuhan. Disaat tidak ada lg satu pun manusia maupun tempat yang dapat menjadi tempat lo untuk bergantung dan berharap tapi selalu ada the invisible hand to help you and this is the God's way."
Gue salut sama dia disaat gue merasa bahwa semua orang hanya mementingkan uang dan kekuasaan tapi masih ada orang yg rela melepaskan semua hal keduiawian itu demi mendekat kepada Tuhan. She said to me that "Lo tenang aja Yu hewan dan tumbuhan sekalipun yg tak berakal Tuhan jamin rejekinya apalg kita manusia yang berakal."
Entah apa namanya yang sedang gue alami saat ini tapi gue sedang mencari apa arti kehiupan ini sesungguhnya. Selama ini gue selalu diajarkan oleh kedua org tua gue untuk tidak mengambil sesuatu yang bukan hak gue, untuk tetap menjunjung tinggi kerja keras dan ikhlas atas apa yg gue lakukan. Tapi saat semua yg sudah gue lakukan cukup bertentangan dengan kenyataan yang ada lantas gue harus bagaimana...
Gue sempat membaca sebuah buku bahwa kita manusia hanya disuruh untuk menjemput rejeki bukan untuk mencari rejeki. Sebab jika mencari rejeki artinya belum tentu ada, sedangkan jika menjemput rejeki artinya rejeki kita itu sudah ada hanya tinggal bagaimana the way to meet and have that.
Mungkin Allah sedang mengajarkan gue cara untuk lebih bersabar dan ikhlas :) Tapi setidaknya saat ini gue sangat ingin menjadi manusia yang lebih berguna dan bermanfaat untuk sekitar gue, which is apa yang gue lakukan setiap harinya bisa ada value-nya. Selebihnya gue pasrahkan kepada Allah SWT.
Sabar itu gak ada batasannya, ikhlas itu memberi tanpa mengingat, dan sesungguhnya sabar dan ikhlas itu sulit kecuali bagi orang-orang yang bertaqwa. Be patient and Keep shining :')
Komentar
Posting Komentar